Kumbang Kaki Ramping Ditemukan
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Rolf Aalbu, California Academy of Science Eleodes wynnei
TERKAIT:
- Kumbang Kemilau Bagai Berlapis Glitter
- Kumbang Menari Setelah Mendapat Makanan
- Kumbang Bisa Tentukan Jenis Kelamin Keturunannya
- Fosil Kumbang Berwarna dari Zaman Dinosaurus
Jut Wynne dari Northern Arizona University ialah ilmuwan di belakang penemuan spesies kumbang yang dinamai Eleodes wynnei tersebut.
Eleodes wynnei bukan spesies pertama yang ditemukan Wynne. Sebelumnya, ia telah terlibat penemuan 3 genus arthropoda, 20 spesies baru arthropoda di wilayah Grand Canyon, 5 spesies baru di Rapa Nui National Park di Easter Island dan 4 spesies baru di El Malpais National Monument di barat New Mexico.
Menurut Wynne, penemuan kumbang spesies baru ini menjadi tanda bahwa lingkungan gua pun beragam.
"Gua adalah salah satu habitat yang paling sensitif di planet kita. Pada saat yang sama, karena lokasinya yang di bawah tanah, ekosistem ini seringkali diabaikan dari sudut pandang manajemen sumber daya," kata Wynne seperti dikutip Livescience, Jumat
Kumbang Bisa Tentukan Jenis Kelamin Keturunannya
Livescience Kumbang
Induk kumbang menentukan jenis kelamin berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Jika induk kumbang punya karakter feminin, maka mereka akan cenderung menghasilkan keturunan betina, dan sebaliknya.
Ciri-ciri maskulin dan feminin ditentukan dari bagian rahang yang disebut mandibula. Jika rahang memiliki ukuran besar, maka dikatakan bahwa induk kumbang memiliki karakter maskulin, dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan hasil ini, peneliti menghitung jumlah anakan yang dihasilkan oleh sekelompok kumbang dan menganalisis rasio jenis kelaminnya. Untuk kumbang yang membawa karakter maskulin, ada 57 jantan di setiap 43 betina.
Penentuan jenis kelamin ini dilakukan untuk memastikan agar keturunan memiliki sifat terbaik untuk mendukung kehidupannya. Peneliti mengungkapkan bahwa rahang sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup kumbang.
Seperti diberitakan Livescience, Senin (16/1/2012), diungkapkan bahwa bagi jantan, rahang besar membantu. Pejantan bisa berkelahi yang memberikan gigitan lebih kuat jika punya rahang besar.
Sebaliknya, rahang besar bagi betina justru mengganggu, mengurangi ruang dalam tubuh. Betina justru tak bisa menampung telur sebanyak mungkin, memperkecil peluang kesintasan keturunannya.
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Ecology Letters yang terbit pada bulan ini.
Sumber :LiveScience
Editor : A. Wisnubrata
No comments:
Post a Comment